Definisi Multimeter
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM
(Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan
(ohm-meter), maupun arus (ampere-meter).
Jenis Multimeter
Ada 2 jenis Multimeter yaitu :
1. Multimeter Analog
2. Multimeter Digital
Bagian- Bagian Multimeter
Cara Penggunaan Multimeter
Menggunakan Multimeter sebagai Voltmeter
Mari kita mulai dari skala DC Volt :
200 mV artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 0,2 Volt
2 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 2 Volt
20 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 20 Volt
200 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 200 Volt
750 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 750 Volt
Gunakan skala yg tepat untuk pengukuran, misal baterai 3,6 Volt gunakan
skala pada 20 V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca 3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2Volt akan muncul angka 1 (pertanda overload/melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200 V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat
misal terbaca : 3,6 V atau 3,7 V saja (1 digit dibelakang koma)
Jika menggunakan 750 V bisa saja terbaca namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan langsung tanpa koma)
Jika kabel terbalik maka hasilnya akan tetap muncul, namun tanda negatif
di depan hasilnya. Beda dengan Multimeter Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok ke kiri
NB : Jika multimeter ada tombol DH= Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze dan bisa dicatat hasilnya.
Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt
(~) lalu skala ke 750 Volt maka hasil yang akan muncul misalnya adalah
216 artinya tegangan PLN tersebut adalah sebesar 216 Volt.
Jika memakai skala 200 maka hasilnya akan sebesar 1 di layar itu adalah
pertanda overload alias melebihi skala 200 Volt tersebut.
Menggunakan Multimeter sebagai Ohmmeter :
1. Perhatikan object yang akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll)
2. Perhatikan skala pengukuran pada Ohmmeter
3. 200 artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 200 Ohm
4. 2K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 2000 Ohm
5. 20K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 20.000 Ohm
6. 200K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 200.000 Ohm
7. 2M artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 2.000.000 Ohm
( 2 Mega Ohm)
Bila tidak tahu besaran nilai yang mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalkan skala 20K. Lalu lakukanlah pengukuran.
Jika hasilnya 1 (overload) maka naikkan skala
Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala.
Contoh pembacaan hasil :
Pada skala 2K hasilnya adalah 1,76 itu artinya hambatan yang terukur adalah 1,76K Ohm
Pada skala 2K hasilnya adalah 0,378 itu artinya hambatan yang terukur
adalah 0,378K Ohm atau sama dengan 378 Ohm (1Kilo Ohm= 1000 Ohm)
Pada skala 20K hasilnya adalah 1, artinya object yg mau diukur melebihi
skala 20K, maka naikkan skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu
artinya hambatan yang terukur adalah sebesar 38,78 KOhm
Menggunakan Multimeter sebagai pengukur kapasitas Kondensator :
Kondensator (capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di
dalam medan listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad,
ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga
dikenal sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai
hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan
Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Italia “condensatore”), berkenaan
dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi
dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak
menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia
“condensatore”, seperti bahasa Perancis “condensateur”, Indonesia dan
Jerman “kondensator”, Spanyol menggunakan kata “condensador”.
Kondensator diidentikkan mempunyai 2 kaki dan 2 kutub yaitu kutub
positif dan kutub negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya
berbentuk tabung.
Lambang Kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilainya kapasitasnya lebih
rendah, tidak mempunyai kutub positif atau kutub negatif pada kakinya,
kebanyakan bebentuk bulat pipih berwarna coklat , merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut dengan nama
kapasitor (capasitor).
Lambang kapasitor tidak mempunyai kutub pada skema elektronika namun
kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung
pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang
tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan
atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut
kapasitor ataupun pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. 1 Farad = 9 x 1011 cm² yang
artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106
mikroFarad (µF), jadi
1 µF = 9 x 105 cm².
Satuan-satuan cm² jarang sekali dipergunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah :
1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
1 pf = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
Langkah Pengukuran :
Pilih Skala bagian F dan pilih skala yang sesuai maka nilai yang tampil
adalah nilai kapasitas kondensator tersebut dengan satuan Farad atau
Mikro Farad (10 pangkat -6)
atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12).
Menggunakan Multimeter Digital sebagai pengukur jalur (Kontinuitas) :
1. Pilih Skala Buzzer, yg ada icon Sound atau LED nya. Jika kabel tester
merah dan hitam ditempelkan langsung, maka multimeter akan berbunyi
pertanda jalur ok tanpa hambatan (<50 Ohm).
2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur POWER ON dari IC
UEM kaki P7 ke switch On off maka tempel salah satu kabel (bebas yang
mana saja) ke kaki Switch On Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau
capasitor terdekatnya. Jika berbunyi maka pertanda jalur bagus dan
terhubung. Jika tidak berbunyi maka bisa dipastikan jalur sudah putus
dan harus dijumper.
Menggunakan Multimeter Digital sebagai pengukur arus rangkaian :
Pindahkan kabel merah ke 20A dan kabel hitam di ground. Dipilih lobang
20 A karena kita akan mengukur arus sebesar >0,2 Ampere.
Jika Merasa Artikel ini Bermanfaat, Mohon Tinggalkan Komentar Di bawah. Terima Kasih
.
No comments:
Post a Comment
Mohon Berikan Komentar Yang Berkualitas dan Membangun